Pontianak – hari kedua, Senin (24/072/2017) pameran di rumah Radankg (rumah panjang.red) Pontianak dalam kegiatan Kongres Dayak Internasional ke-I yang saat ini Kalimantan Barat di tunjuk sebagai tuan rumah. Sampai pada hari ini, stand pameran Tropical Forest Conservation Act (TFCA) Kalimantan – Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) yang berkolaborasi bersama mitra antara lain Yayasan Titian Lestari, Internasional Animal Rescue (IAR), Yayasan Diantama dan JARI Indonesia masih ramai di kunjungi dan mejadi daya tarik pengunjung. Adapun pengunjung hari ini di dominasi oleh para pelajar dan mahasiswa.
“Saya prihatin melihat hutan Kalimantan saat ini, banyak terjadi pembakaran hutan, pembukaan hutan, tambang illegal dan sebagainya. Aktivitas yang merusak hutan pada akhirnya mengakibatkan bencana alam. Kabut asap juga menjadi hal yang rutin dirasakan ketika memasuki musim kemarau seperti saat ini, beberapa hari tidak turun hujan kabut asap akan menyelimuti langit khatulistiwa. Selain itu, saya melihat begitu banyak masyarakat kita yang memelihara satwa, padahal mereka harusnya berada di habitat mereka di hutan. Tetapi saat ini mereka banyak hidup di kandang yang hanya berukuran terbatas”, ujar Nina, salah satu pengunjung stan TFCA Kalimantan.
Produk-produk yang di tampilkan dari masing-masing mitra TFCA yakni Yayasan TITIAN lestari lebih menyajikan potret kondisi alam Kalimantan dan kampanye tentang Tanaman Satwa Liar (TSL). Yayasan Diantama menyajikan produk hasil dampingan yang dibuat oleh masyarakat dengan memanfaatkan hasil hutan non kayu (HHBK). IAR lebih menyajikan tentang aktivitas penyelamatan orangutan mulai dari rescue, rahabilitasi, sampai pelepasliaran. dan Jari menyajikan hasil pemetaan partisipatif dari masyarakat serta beberapa foto tentang mangrove.
Selain pameran, Kongres Dayak International ke-I juga menyajikan beberapa hiburan lainnya seperti Lagu-lagu daerah, pertunjukan Tari, Musik dan Lawakan yang di persembahkan oleh Dinas pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan barat. Acara ini masih terus berlanjut sampai tanggal 27 Juli 2017 di Rumah Radakng Pontianak. (rga)