PONTIANAK, YAYASANTITIAN.org – Menjelang akhir Juni 2015, Kota Pontianak Kalimantan Barat, diselimuti kabut asap pada malam hari. Jarak pandang dalam kota 1-2 kilometer. Kabut diikuti bau menyengat dan mengganggu pernapasan.
Berdasarkan hasil pemantauan Lembanga TITIAN bersama Eye On The Forest melalui satelit Nasa Frims Eosdis mulai dari 28 Juni sampai dengan 6 Juli 2015, setidaknya ada 217 titik api di wilayah Kalimantan Barat yang tersebar pada sepuluh kabupaten, dimana titik api terbanyak ada dikabupaten Kubu Raya sebanyak 81 titik api, disusul kabupaten Sambas sebanyak 44 titik api dan kemudian Kabupaten Ketapang sebanyak 36 titik api.
Menurut Direktur TITIAN, Sulhani, dari 217 titik api yang ada di Kalbar, 57% atau 124 titik api diantaranya berada pada konsensi izin sawit seperti di Kubu Raya sebanyak 71 titik api, kemudian Ketapang 19 titik api dan Sambas sebanyak 11 titik api. Sedangkan jumlah titik api yang berada diluar izin konsensi sawit sebanyak 75 titik api atau 35%, ujarnya.
Masih menurut Sulhani, Satgas Karhutla Polda Kalbar dan Pemprov harus melakukan pencegahan dan pemadaman kebakaran sejak dini dengan melakukan koordinasi dengan Pemkab dan pengusaha perkebunan sawit mengingat titik-titik api yang terdeteksi sebagian besar berada pada kawasan gambut yaitu sebanyak 103 titik api.
Sementara, M. Lutharif Direktur KONTAK Rakyat Borneo mengatakan mengapresiasi langkah cepat Satgas Karhutla Polda Kalbar dalam melakukan pemadaman kebakaran dan menangkap beberapa masyarakat yang diduga sebagai pelaku pembakaran hutan dan lahan.
Akan tetapi, menurut dia Polda jangan terburu-buru menyalahkan masyarakat dengan asap di Kalbar mengingat sebagian besar titik api justru berada didalam izin konsensi perkebunan sawit.
Sesuai aturan, tak peduli siapa pembakar, jika titik api di wilayah konsesi izin perusahaan bisa diproses hukum. “UU No. 32/2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan Hidup mengenal pertanggungjawaban pidana korporasi, ini yang harus digunakan pihak berwajib” ujarnya.
Masih lanjutnya, untuk menanggulagi asap di Kalbar diperlukan Rumusan strategi penanggulangan kebakaran hutan dan lahan, dalam hal ini Pemprov Kalbar harus merevisi PERDA No.6/1998 tentang pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di provinsi kalimantan barat dengan merujuk pada UU No. 32/2009 guna menjerat pelaku pembakar lahan hutan dan lahan terutama koorporasi baik secara sengaja atau tidak sengaja.
Tabel Jumlah dan Sebaran Hot Spot di Kalimantan Barat
No | Kabupaten | Jumlah Hot Spot | |||||
HTI | HPH | Sawit | Luar Konsensi | Jumlah | Titik Api di Gambut | ||
1 | Sambas | 4 | 0 | 11 | 29 | 44 | 6 |
2 | Singkawang | 0 | 0 | 0 | 0 | 0 | 0 |
3 | Bengkayang | 0 | 0 | 8 | 0 | 8 | 0 |
4 | Mempawah | 0 | 0 | 0 | 1 | 1 | 0 |
5 | Landak | 0 | 0 | 0 | 0 | 0 | 0 |
6 | Sanggau | 2 | 0 | 5 | 17 | 24 | 3 |
7 | Sekadau | 0 | 0 | 0 | 0 | 0 | 0 |
8 | Sintang | 0 | 0 | 1 | 2 | 3 | 0 |
9 | Melawi | 1 | 0 | 6 | 1 | 8 | 0 |
10 | Kapuas Hulu | 3 | 0 | 3 | 0 | 6 | 4 |
11 | Pontianak | 0 | 0 | 0 | 0 | 0 | 0 |
12 | Kubu Raya | 0 | 0 | 71 | 10 | 81 | 77 |
13 | Kayong Utara | 1 | 0 | 0 | 5 | 6 | 3 |
14 | Ketapang | 7 | 0 | 19 | 10 | 36 | 10 |
TOTAL | 18 | 0 | 124 | 75 | 217 | 103 |
Sumber data : satelit Modis (28 Juni sd 6 Juli 2015)

Sumber data : satelit Modis (28 Juni sd 6 Juli 2015)