Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Rizky Prabowo Rahino
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di beberapa wilayah Kalimantan Barat menjadi perhatian dan atensi elemen masyarakat.
Terlebih ketika melihat satuan tugas (satgas) yang terdiri dari personel pemadam kebakaran (damkar), Manggala Agni, TNI, Polri dan unsur lainnya berjibaku memadamkan api di lahan gambut. Tak perduli matahari telah kembali ke peraduan, mereka punya prinsip pantang pulang sebelum karhutla padam.
Tidak sedikit masyarakat yang merasa prihatin dan terpanggil hatinya secara sukarela untuk membantu proses pemadaman api akibat karhutla. Saat kebakaran lahan gambut di areal tidak jauh dari Universitas Tanjungpura, Jalan Sepakat II, Pontianak yang terjadi pada Kamis (23/8/2018) lalu, misalnya.
Sekitar 40 orang yang terdiri dari mahasiswa dan alumni Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kehutanan Untan bekerja sama dengan Yayasan TITIAN ikut memadamkan api di areal gambut itu pada Jumat (24/8/2018).
Mereka membantu petugas damkar, TNI, Polri, Manggala Agni dan lainnya memadamkan api yang hampir saja luasan areal terbakarnya mendekati Kampus Fakultas Farmasi dan perumahan warga.
“Mengingat hari Kamis (23/8/2018), lahan terbakar sudah meluas sampai ke belakang Fakultas Farmasi dan asapnya sudah sangat meresahkan mahasiswa, kami secara sukarela tergerak membantu sesuai arahan Ketua BEM,” ungkap satu diantara Pengurus BEM Fakultas Kehutanan Untan, Dhani Satria Putra saat diwawancarai Tribun Pontianak, Minggu (26/8/2018) sore.
Dhani mengatakan inisiatif padamkan api itu lantaran ada sebagian mahasiswa yang telah menjalani aktivitas perkuliahan. Jika tidak ditangani secara cepat, pihaknya khawatir mengganggu proses perkuliahan dan menimbulkan kekhawatiran lantaran lokasi kebakaran lahan dekat dengan kampus.
“Aksi dilakukan sejak Jumat (24/8/2018). Karena lahan masih berasap, maka dilanjutkan lagi pada Sabtu (25/8/2018). Minggu (26/8/2018) ini, tidak menutup kemungkinan mahasiswa akan bergerak lagi menunggu komando dari koordinator lapangan,” terangnya.
Sembari menunggu komando, ia dan mahasiswa lainnya berdiam di Posko yang juga merupakan Sekretariat Sylva Indonesia PC Untan (Arboretum Untan). Ia menegaskan pihaknya akan terus membantu pemadaman hingga kondisi lahan di sekitar Untan tidak berasap dan terbakar lagi.
Dhani mengaku pemadaman kebakaran lahan gambut terbilang susah. Pihaknya menemukan kondisi walaupun api yang berada di atas permukaan tanah terlihat padam, namun di dalam tanah masih berasap lantaran masih ada bara api.
“Senang juga dapat membantu relawan lain dan regu pemadam merasakan betapa susahnya memadamkan api di lahan yang begitu luas. Di lapangan, semuanya bersatu dan saling membantu, bang,” katanya.
Ia berharap masyarakat tidak buka lahan dengan cara membakar. Sebab, dampak negatifnya begitu terasa. Fakta lainnya, lahan-lahan di Pontianak sebagian besar merupakan gambut.
“Saya harap masyarakat tidak buka lahan dengan cara membakar. Jangan bakar lahan dan hutan dengan skala besar. Lahan gambut susah untuk dipadamkan jika terbakar dan apinya besar,” pintanya.
Ia juga berharap aksi seperti ini dapat diikuti oleh kampus-kampus lain. Menurut dia, mahasiswa juga punya peran untuk ikut bersama membantu para relawan dan petugas damkar dalam upaya pemadaman kebakaran lahan.
“Karena aksi yang lebih membawa ke perubahan lebih baik daripada kita hanya terus mengeluh terhadap kondisi kebakaran lahan ini,” tukasnya.
Artikel ini telah tayang di tribunpontianak.co.id dengan judul Prihatin Kebakaran Lahan, Mahasiswa Untan Bantu Pemadaman Di Areal Jalan Sepakat II Untan, http://pontianak.tribunnews.com/2018/08/26/prihatin-kebakaran-lahan-mahasiswa-untan-bantu-pemadaman-di-areal-jalan-sepakat-ii-untan?page=2.
Penulis: Rizky Prabowo Rahino
Editor: Rizky Zulham