Merdeka.com – Hewan mamalia langka pesut Mahakam (Orcaella Brevirostris), pagi tadi ditemukan mati membusuk dan mengambang di sungai Mahakam, di Muara Pahu, kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur. Diduga, akibat termakan ikan yang mengandung racun, akibat tercemarnya sungai Mahakam oleh limbah logam.
“Ini kematian pesut yang kesembilan tahun ini, mulai dari awal Januari 2018. Ini memprihatinkan, ini dahsyat,” kata peneliti pesut Mahakam asal Belanda, dari yayasan konservasi Rare Aquatic Species of Indonesia (RASI), Danielle Kreb, dikonfirmasi merdeka.com, Rabu (10/10).
Kematian hewan sejenis lumba-lumba yang hidup di air tawar itu, jadi ramai diperbincangkan warganet, sejak pagi tadi, usai diunggah di media sosial Facebook. Mengingat, hewan itu kategori sangat terancam punah.
“Kami dapatkan informasi itu, pagi tadi. Jadi, pesut itu ditemukan di sekitar SPBU (terapung) di sungai, di Muara Pahu. Tapi, bangkainya dilarutkan warga,” ujar Danielle, yang sudah meneliti pesut Mahakam 20 tahun terakhir ini.
“Belum diketahui apakah jantan, atau betina. Tapi itu pesut dewasa, panjangnya sekira 2 meter. Belum sempat kita teliti sebab kematiannya karena itu (bangkai dilarutkan warga),” tambahnya.
Dalam catatan yayasan RASI, kematian pesut pagi tadi, adalah kematian yang kesembilan kalinya. Baik itu bangkai yang ditemukan di perairan Sungai Mahakam di Samarinda, di Kutai Kartanegara maupun di Kutai Barat.
“Untuk yang pagi tadi ini, kita segera akan teliti ikan-ikan di sungai yang jadi makanan pesut. Baru dugaan kita, dalam kandungan ikan itu, ada racun yang ikut termakan pesut,” terang Danielle.
“Dari 9 pesut yang mati, dua diantaranya mati karena jerat nelayan. Kembali pada dugaan kita, bahwa selain ikan diduga mengandung racun, juga diduga akibat pencemaran sungai akibat logam berat. Ini sedang akan kita teliti lebih jauh lagi,” tutup Danielle. [rhm]
Sumber: merdeka.com