16 Oktober lalu diperingati sebagai Hari Pangan Sedunia, dimana pada tahun sebelumnya FAO sudah menyerukan untuk tidak meninggalkan siapapun, melalui produksi yang lebih baik, nutrisi yang lebih baik, lingkungan yang lebih baik, dan kehidupan yang lebih baik. Seruan ini mengajak solidaritas global untuk mengubah sistem pertanian pangan dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif, mengatasi ketidaksetaraan, meningkatkan ketahanan, dan mencapai pembangunan berkelanjutan.
Yayasan Titian Lestari bersama masyarakat Desa Muara Badak Ulu mengeksplorasi potensi sumber daya alam di sekitar desa untuk meningkatkan produksi perikanan nila tambak. Perikanan nila tambak ini merupakan potensi alternatif untuk meningkatkan produktivitas tambak dan pendapatan masyarakat selain potensi yang sudah dikembangkan saat ini (bandeng, udang dan rumput laut).
Pakan merupakan salah satu komponen esensial yang berpengaruh besar terhadap pertumbuhan ikan. Dari limbah ikan yang melimpah di pasar sekitar dan bahan-bahan lainnya yang mudah ditemukan di desa, masyarakat dapat memproduksi pelet pakan ikan dengan kandungan nutrisi baik dan harga yang lebih murah dibandingkan dengan pelet pakan ikan yang dijual di pasaran. Pelet ikan ini mendukung pertumbuhan dan kesuburan ikan nila yang dibudidayakan oleh masyarakat. Dalam tiga bulan, 100 indukan nila yang diberikan pakan pellet ini telah menghasilkan lebih dari 10.000 individu anakan dah hal ini tentu meningkatkan antusiasme masyarakat. Bobot anakan yang diberikan pellet ini juga cenderung lebih berat dibandingkan dengan anakan yang diberi pakan pabrikan.
Bahan baku pakan ikan ini juga dapat diolah menjadi pakan ayam. Masyarakat optimis jika telah mendapatkan komposisi yang tepat, ini akan menjadi potensi bisnis yang baik mengingat jumlah pemilik tambak ikan dan peternak ayam yang besar di Desa Muara Besar Ulu.



